Translate

Jumat, 15 Januari 2016

Haji - Tips Trik Cara Mengapai HAJI Mabrur - KokoLindsHaji.Com

Berbahagialah orang yang diberi kesempatan untuk mengerjakan ibadah haji, karena hanya sedikit dari hamba Allah yang diperkenankan untuk menunaikan ibadah yang agung ini.
Surga, Balasan bagi Haji Mabrur
Haji sebagai salah satu rukun Islam selain memiliki fadhilah berupa terhapusnya dosa bagi mereka yang menunaikannya, juga memiliki keutamaan yang sangat besar jika haji yang dilaksanakan tergolong sebagai haji yang mabrur. Keutamaan tersebut adalah balasan berupa surga seperti yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur selain jannah (surga)” [HR. Bukhari dan Muslim]. Setiap orang yang melaksanakan haji tentu berharap agar haji yang dilaksanakan dapat tergolong sebagai haji yang mabrur. Adakah balasan yang lebih berharga selain surga Allah?


Kiat Meraih Haji Mabrur
Pahala haji yang besar itulah yang menjadi alasan bagi kaum muslimin untuk menunaikan ibadah haji, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit tidak menjadi penghalang bagi kaum muslimin untuk berbondong-bondong ke Tanah Haram demi menunaikan ibadah haji.
Namun, amatlah disayangkan jika niat yang baik tersebut tidak diimbangi dengan pengetahuan agama terkait tata cara haji, mengingat haji yang mabrur -sebagaimana ditafsirkan oleh sebagian ulama- adalah haji yang berbagai hukum di dalamnya ditunaikan secara sempurna [Fath al-Baari 5/155].
Jika seorang berhaji tanpa mengetahui hukum-hukum dan adab-adab haji, dikhawatirkan ibadah haji yang dilaksanakan tercampuri berbagai tindakan yang mengurangi kesempurnaan haji, atau bahkan membatalkannya. Bila kondisinya demikian tentu haji mabrur yang diharapkan hanyalah sebuah mimpi.
Ulama telah memberikan beberapa kiat untuk memperoleh haji yang mabrur, diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, dilakukan dengan ikhlas. Dalam menunaikan suatu ibadah, setiap muslim dituntut untuk ikhlas. Demikian pula dalam berhaji, seorang muslim diwajibkan untuk terbebas dari tujuan lain selain mendapatkan ridha Allah ta’ala. Dia tidak menghendaki pujian, popularitas ataupun gelar “pak haji” selepas dirinya berhaji.
Jika ternyata dirinya terhinggapi riya, sum’ah atau berbagai tendensi selain memperoleh ridha Allah, maka gugurlah pahala yang semula dijanjikan untuknya. Allah SWT berfirman (yang artinya), “Aku adalah Zat yang Maha Kaya (tidak butuh) kepada sekutu, barangsiapa beramal suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku di dalamnya, maka Aku tinggalkan amalan itu bersama apa yang dia sekutukan[HR. Muslim]. Mengingat pentingnya ikhlas dalam berhaji, Nabi Muhammad SAW pun berdo’a meminta kepada Allah agar haji yang beliau lakukan terbebas dari unsur riya’ dan sum’ah. Kata beliau, “Ya Allah, jadikanlah hajiku ini, haji yang tidak mengandung unsur riya (pamer diri) dan unsur sum’ah (siar diri)[Shahih. HR. Ibnu Majah].

Kedua, Berusaha melaksanakan ibadah haji sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam segala perkara, besar maupun kecil, yang hukumnya wajib maupun yang status hukumnya mustahab. Jangan menyepelekan ibadah sunnah, karena menyepelekannya mengantarkan seseorang untuk menyepelekan rukun-rukun haji yang hukumnya wajib dilakukan.
Demikian pula, mereka yang berhaji hendaknya menghindari berbagai praktek ibadah yang menyelisihi tuntunan nabi dalam berhaji. Seluruh kegiatan manasik haji telah tertuang dalam kitab-kitab hadits, kaum muslimin tinggal mengambilnya dari sumber tersebut. Oleh karenanya, setiap muslim yang hendak berhaji haruslah memiliki bekal yang memadai terkait fikih pelaksanaan haji.

Ketiga, Melakukan persiapan ruhani untuk berhaji. Persiapan rohani ini dapat ditempuh dan dibantu dengan cara:
1. Taubat nashuha. Melaksanakan haji dengan menempuh perjalanan ribuan kilometer, selain menghabiskan biaya, tentu juga menguras fisik dan tenaga. Bahkan tidak menutup kemungkinan orang yang berhaji tidak mampu lagi kembali ke tengah-tengah keluarga, karena Allah mewafatkan mereka disana. Oleh karenanya, mereka yang berhaji perlu senantiasa memperbarui taubat kepada Allah akan berbagai kezhaliman yang telah dilakukan. Jika kezhaliman tersebut terkait dengan orang lain, maka hendaklah dia segera meminta maaf kepada pihak yang dia zhalimi.
2.    Bersegera menunaikan hak orang lain, jika masih ada yang belum tertunaikan. Jika ada hutang, hendaknya ditunaikan segera. Hal ini agar mereka yang berhaji tidak lagi memiliki “tanggungan” yang dapat membebani pikiran tatkala melaksanakan ibadah haji.
3.  Menggunakan harta yang halal. Salah satu nama Allah adalah ath-Thayyib (Zat yang Maha Baik). Dengan demikian, sebagaimana disebutkan dalam hadits Allah tidaklah akan menerima kecuali amalan yang baik pula. Wajib menggunakan harta yang halal (bukan dari hasil riba, korupsi, gratifikasi, penipuan, pencurian, dll) untuk membiayai pelaksanaan haji, karena harta yang haram dapat menghalangi pahala haji sebagaimana diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : Jika seseorang keluar bertujuan haji dengan nafkah yang baik (halal) dan ia pijakkan kaki pada pijakan pelana kudanya lalu menyeru, “Kusambut panggilan-Mu ya Allah, kusambut panggilan-Mu”, maka diserulah ia oleh penyeru dari langit “Ku sambut pula kamu dan Aku karuniakan kepadamu kebahagiaan demi kebahagiaan. Bekalmu adalah halal, kendaraan yang kamu tunggangi pun halal. Dan hajimu adalah mabrur, tidak ternodai dosa.” Jika seorang itu keluar dengan nafkah yang buruk (haram) lalu ia pijakkan kakinya pada pijakan pelana kudanya dan menyeru: “Kusambut panggilan-Mu ya Allah, kusambut panggilan-Mu”, maka diserulah ia oleh penyeru dari langit: “Aku tidak menyambutmu dan tidak pula Aku karuniakan kebahagiaan demi kebahagiaan kepadamu. Bekalmu adalah haram, dan harta yang kamu gunakan pun haram. Dan hajimu tidaklah mabrur [Dla’if. HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Wasith].
4. Mencari rekan yang shalih untuk menemani. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang itu bergantung pada agama / perangai teman karibnya, maka hendaknya seseorang meneliti siapa yang dia jadikan karib.” [Hasan. HR. Ahmad]. Keberadaan orang-orang yang shalih ketika berhaji akan menguatkan jama’ah haji karena mereka akan memotivasi ketika lesu dalam beribadah, akan mengingatkan ketika lupa menunaikan suatu kebaikan, akan menunjukkan berbagai kebaikan, dan akan memperingatkan dari berbagai keburukan.

Keempat, meninggalkan maksiat dan berbagai hal yang diharamkan ketika berhaji. Allahta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji pada (bulan-bulan) itu, maka janganlah ia berbuat rafats, berbuat fasik, dan jidal dalam (melakukan ibadah) haji…” (QS. Al-Baqarah: 197)”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, Barang siapa berhaji sedangkan dia tidak melakukan rafats dan berbuat fasik, maka dia kembali seperti hari dia dilahirkan ibunya[HR. Bukhari].
Syeikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin berkata, “Orang yang mengerjakan haji hendaklah menjauhi rafats yaitu jima’ serta semua sebab dan motif yang mendorong untuk melakukannya, menjauhi tindakan fasik baik dalam bentuk kata-kata yang diharamkan seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba) atau dusta, maupun berupa perbuatan yang diharamkan seperti memandang wanita yang bukan mahramnya dan lain sebagainya. Adapun jidal yaitu bertengkar dan berdebat dengan orang lain ketika menunaikan ibadah haji. Hal ini akan banyak mengurangi pahala haji, kecuali berdebat untuk mencari kebenaran dan menjauhi kebatilan, maka ini hukumnya wajib.” (Syarah Riyadhus Shalihin 3/747).

Tanda-tanda Haji yang Mabrur

Salah satu pengertian haji mabrur yang diungkapkan oleh para ulama adalah haji yang tidak ternodai oleh dosa, dan hal itu ditandai dengan adanya perbaikan kondisi jama’ah haji menjadi lebih baik dari sebelumnya. Lebih ta’at dan tunduk kepada-Nya, bersemangat dalam menjalankan aturan dan hukum yang ditetapkan-Nya, serta konsisten melaksanakannya. Inilah indikator yang menjadi tanda akan ”kemabruran” haji seseorang.Wallahul muwaffiq. [Ichwan Muslim]
SEMOGA BERMANFAAT

Haji - Menghadiri Jamuan Suci-Nya Berhajilah selagi Muda Lebih Utama - KokoLindsHaji.Com

Menghadiri Jamuan Suci-Nya selagi muda

Persiapan beribadah haji di usia muda:

1. Niat ikhlas untuk berhaji

Niat adalah syarat wajib dalam menunaikan ibadah apapun. Niat untuk beribadah haji harus dimulai dari sekarang
Meskipun ibadah haji diiringi dengan kata-kata “jika mampu”, bukan berarti jika tidak ada uang kewajiban haji langsung gugur, dan bukan berarti juga ketika empat rukun Islam lainnya belum dilaksanakan maka rukun kelima jadi tidak wajib dilakukan.. bukan begitu.
Intinya kita harus terus memperbaharui niat dan keyakinan untuk berhaji sebelum ajal tiba.

2. Azzam untuk meraih Syurga melalui ibadah haji

Ibadah Haji merupakan salah satu ibadah yang didalamnya bertaburan sarana untuk menghapus dosa dan meraih surga. Karena itu, jangan sampai azzam/tekad kita kendur untuk melaksanakannya.

Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW pernah ditanya,”Amal apakah yan paling utama?”. Rasul menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”.
“Kemudian apa?”, “Jihad di Jalan Allah”, “Kemudian apalagi?”, “Haji Mabrur”.

Sabda Rasulullah SAW: “dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) diantara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Syurga”

Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah bersabda, “Allah akan membangkitkan Al Hajar (Hajar Aswad) pada hari kiamat. Ia dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang yang pernah memegangnya denganikhlas dan benar.” (HR. Al Baihaq)

3. Perbanyak wawasan akan pentingnya Haji

Pengetahuan seputar ibadah haji, sebaiknya dicicil sejak dini sehingga perlahan akan masuk dan membentuk pemahaman yang kokoh dalam diri kita. Wawasan ini perlu untuk menjaga keikhlasan niat dan tekad kita untuk berhaji. Pengetahuan tentang haji bisa kita dapatkan dengan membaca buku, artikel di situs-situs Islam.



4. Tarik pertolongan Allah melalui ibadah yang Maksimal

Jika Allah melihat kesungguhan kita untuk berhaji, insyaAllah kemudahan haji yang tidak disangka-sangka Ia berikan untuk kita tunaikan. Kesungguhan ini bisa kita lakukan melalui ibadah diluar haji yang nilai pahalanya tidak kalah besar. Antara lain: Sholat tepat waktu, qiyamul lail, birrul walidain, dan sedekah, yang sangat dicintai Allah jika kita kerjakan.

Dalam ibadah haji, jamaah dituntut untuk menjaga ukhuwah dan kasih sayang pada jutaan umat manusia dari beragam warna kulit dan bangsa, oleh karena itu dari sekarang kita juga harus menjaga akhlak dan ukhuwah pada sesama.

Ibadah yang lainnya yaitu perbanyak dzikir, mengerjakan puasa Arafah, dan ibadah kurban.

Rasulullah SAW bersabda,”Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan didalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijah) ini. Maka perbanyaklak pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid”

dan Rasulullah juga bersabda, “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah, melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”.

InsyaAllah ibadah2 di atas, Allah jadikan alasan untuk mengundang kita kerumah-Nya.

5. Menabung dari harta yang Halal

Jangan berfikir bahwa biaya haji yang mahal tak mungkin terjangkau oleh kantong kita yang anak sekolah/ mahasiswa. Allah Maha Kaya, Ia bisa saja memberangkatkan kita ke Rumah-Nya tanpa meminta biaya sedikitpun dari kita. Rahasia ibadah haji seringkali di luar batas logika manusia. Banyak orang yang pergi haji karena diberangkatkan oleh perusahaannya, diongkosi oleh dermawan, menang melalui undian yang halal, mendapat warisan, dan sebagainya. Kalau Allah punya kehendak, siapa yang akan menghalangi?

Seperti pengalaman teman saya, mba dian. Yang Alhamdulillah telah melaksanakan ibadah Umrah setelah beberapa bulan tinggal di Riyadh, menyelesaikan pendidikan s2 di King Saudi University dari beasiswa yang dia terima.

Tapi walaupun begitu,, action seperti mengumpulkan uang untuk menuju kesana harus tetap kita lakukan. Mulailah menabung dari harta yang halal. Misalnya dari uang jajan, honor privat, ongkos yang dihemat, honor kerja part time, dll. Jangan berpikir nominal, seribu, dua ribu yang ditabung suatu saat yang tidak kita sangka pasti akan dicukupkan oleh Allah untuk berangkat haji.

Hmm.. jadi teringat masa kecil saya, ketika pertama kali mempunyai rekening di bank. Waktu itu saya bilang ke Ummi. “Mi,, saya pingin nabung untuk naik haji nanti..”. keinginan itu saya utarakan ketika saya mendapat rizki uang lebaran dari kerabat. Sayapun mulai rajin menabung. Tapi setelah beberapa tahun, uang tabungan itu dipakai untuk keperluan lain :(
Tidak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan. Ya, mulai sekarang saya akan mulai menabung lagi untuk mewujudkan niat ibadah haji.
Semoga Allah memberi kemudahan

6. Doa di waktu dan tempat yang Mustajab

Segala inti dari ibadah adalah doa, dan doa adalah senjata kaum muslimin.Jika kita ingin memenunaikan ibadah haji selagi muda, jangan sia-siakan meminta di waktu mustajabnya doa, yaitu ketika berpuasa, musafir, dizalimi, selepas adzan, antara iqamah dan sholat, antara dua khutbah jumat, waktu sahur, waktu hujan, dan sepertiga malam. Dan jangan sia-siakan pula hari diijabahnya doa seperti hari dan malam jumat, hari arafah, malam dan hari raya, malam lailatul Qadar, malam nisfu Sya’ban, dan awal rajab.

Ada seseorang yang menyesal sehabis menunaikan ibadah haji, ia hanya berdoa disana untuk meminta lima hal dan semuanya dikabulkan Allah. Ia menyesal kenapa tidak minta lebih banyaklagi.

Nah,, bagi teman-teman dan sodara2 sekalian, yang belum berkesempatan beribadah haji tahun ini, kita bisa menuliskan doa-doa dan menitipkan kepada orang-orang terdekat yang melaksanakan ibadah haji, untuk dibacakan di 15 tempat yang Mustajab di Makkah. Rasululullah bersabda, riwayat Imam Attabrani “Tidak ada tempat di atas bumi ini lima belas tempat yang mustajab untuk berdoa kecuali hanya di Mekah..” antara lain:
1. di dalam ka’bah
2. Hajar Aswad
3. Rukun Yamani
4. di bawah talang mas (Mizab)
5. Hijr Ismail
6. Multazam
7. di belakang maqam Ibrahim
8. sumur zam-zam
9. Masy’aril Haram
10. di atas bukit Sofa
11. di atas bukit Marwah
12. di tempat wukuf Arafah
13. Ketika Jumrah Aqabah
14. ketika Jumrah Wustha
15. Saat Jumrah Ula

Tempat mustajab lainnya di Madinah adalah Masjid Quba dan Raudlah. Letaknya di antara rumah Rasulullah SAW (sekarang makam nabi SAW, Abu Bakar as Shiddiq dan Umar Bin Khathab) sampai mimbar. Luas Raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 15 meter. Raudhah juga ditandai dengan hamparan karpet warna hijau.

Rasulullah SAW bersabda, “Antara rumahku dan mimbarku adalah Raudhah (taman) dari taman surga, dan Mimbarku di atas telaga”. (HR. Bukhari). (-liputan khusus Haji 2008, Kompas/131108-)

Hmm.. betapa hati ini sangat rindu.. ingin menginjakkakkan kaki di tanah suci, bersujud di rumah Allah nan indah. Memandangnya lewat gambar saja sudah membuat hati ini bergetar, apalagi jika menyaksikan secara langsung?

Sayapun tidak melewatkan kesempatan ini. Saya membuat list beberapa keinginan saya dan menitipkan kepada teman saya untuk dibacakan ketika dia berdoa di tempat2 yang mustajab tadi. Apa saja doanya… ?? Yang pasti Saya berdoa semoga bisa segera menunaikan ibadah haji, bersama Abah dan Ummi. Doa-doa yang lainnya, sepertinya tidak perlu saya sampaikan disini.. :)




Semoga beberapa tips di atas bisa mengantarkan kita pada Haji yang Mabrur, lebih mengenal Allah, demi meraih cinta dan Ridha-Nya. Amin..

* Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika La syarika laka labbaik, Innal hamda wa nikmata laka wal-mulk laa syarii ka lak.. 
( aku datang ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku datang, dan Kau tidak memiliki tandingan, dan aku penuhi panggilan-Mu, Segala pujii dan segala nikmat adalah milik-Mu dan juga segala kekuasaan adalah milik-Mu. Kau tidak memiliki tandingan)

jazakallah khair untuk my brother atas inspirasi untuk posting tulisan ini.
Semoga diberi kemudahan menjadi Haji Mabrur.
Amin

gambar diambil dari www.geocities.com dan www.kabahinfo.net

Kamis, 14 Januari 2016

Umroh - Tips dan Trik Packing Baju Saat Umroh - KahrismaUnix.Com

Bagaimana tips untuk me-packing baju saat umroh ? Dengan bawaan yang tidak sedikit waktu yang relatif lama dan belum lagi rencana oleh-oleh yang akan dibawa ke tanah air.
Persiapan

Berikut 9 Tips packing baju saat Umroh:

1.  Buatlah checklist barang yang akan anda bawa saat umroh secara detail
2. Buatlah checklist cinderamata / oleh-oleh yang akan anda beli. Disamping menghemat budget, hal ini juga menghemat anggaran anda.
3.  Bawalah baju muslim terusan putih / hitam min.3 lembar yang dapat digunakan sebagai pengganti mukenah. Jadi anda tidak perlu membawa mukenah.
4.  Maukkan perlengkapan mandi anda dalam botol-botol kecil. Hal ini dilakukan untuk menghemat space juga mudah dibawa.
5. Bawa sepatu yang flat dan nyaman digunakan dalam perjalanan, hindari menggunakan high heels.
6. Bawalah underwear yang sekali pakai, ini untuk menghindari laundry atau kehabisa underwear.
7.  Bawalah obat-obatan dan kosmetik dalam ukuran kecil dan jangan lupa sediakan koper khusus untuk membawa Cinderamata / oleh-oleh anda.
8. Masukan dokumen-dokumen yanga nda butuhkan dalam satu tempat yang kecil, dan jangan lupa untuk terlebih dahulu me-scan dokumen-dokumen tersebut dan kirim ke email. Hal ini untuk jaga-jaga bila terjadi hal yang tidak diinginkan.
9.  Bawalah kresek cadangan untuk tempat baju kotor anda. Ini untuk memisahkan antara baju kotor dan baju bersih.

Semoga Bermanfaat

Umroh - Persiapan Penting Sebelum Umrah - KharismaUnix.Com

Pilihlah agen travel yang sudah punya kredibilitas dan pengalaman yang baik dalam menyelenggarakan haji/umroh. Sesuaikan dengan budget yang ada. Untuk menghemat biaya dan tenaga bisa dipilih paket travel regular, jadi gak pake singgah / jalan2 dulu kaya ke malaysia, dubai, mesir, turki dll. Tapi langsung ke madinah karena untuk fokus ibadah gak pake tour kemana-mana. Karena pengalaman yang ikut paket plus wisata gak maksimal jalan-jalannya karena sudah kepayahan fisiknya setelah ibadah umroh.

320387_620

Segera urus perlengkapan dokumen untuk keperluan administrasi seperti paspor, foto close up ( muka kliatan lebih dekat dan jelas ), kartu kuning vaksinasi meningitis dan influenza. Yang terakhir itu juga perlu karena merupakan salah satu syarat yang di wajibkan pemerintah Arab Saudi bagi calon jamaah haji/umroh.

Berdasarkan pengalamanku kemarin mengurus paspor, foto, dan vaksin kurang lebih makan waktu 2 minggu sampai selesai semua.

Bagi yang jarang olahraga, mulai deh nyicil tiap paginya latihan jalan kaki atau jogging sebelum berangkat supaya nantinya terbiasa dan fisik kita juga lebih kuat waktu melakukan tawaf, sai, dan berjalan kaki tiap ke masjid untuk ibadah.
Mulai membaca beberapa panduan buku umroh ( rukun2 dan larangannya), doa-doa ketika rukun umroh, dan sholat sunah, seperti shalat jenazah karena di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram hampir setiap selesai shalat wajib akan ada shalat jenazah.
Agar kita punya bekal pengetahuan agama yg cukup pula ketika beribadah disana selain info yang kita dapat dari pembekalan ( Manasik ).
Jaga kesehatan badan dan rohani kita. Persiapkan betul fisik dan hati kita ( belajar ikhlas, dan sabar ), banyak do’a semoga di beri kelancaran beribadah disana , karena ini merupakan perjalanan ibadah ( spiritual) ke Tanah suci bukan sekedar jalan-jalan biasa
Persiapan perbekalan dan perlengkapan selama umroh
Sebaiknya sudah persiapkan kebutuhan isi koper seminggu sebelum berangkat. Seperti pakaian ihrom ( baju gamis), sandal / sepatu, kaos kaki, kaos tangan, kerudung/bergo, pelembab/sabun non parfume dll. Lebih baik cari di toko one stop shopping perlengkapan haji, karena lebih lengkap dan hemat tentunya. ( Biasanya ada beberapa yang akan diberi gratis seragam dari travel agent, seperti pakaian ihrom dan baju koko untuk laki-laki, mukena bagi wanita )
Bawalah baju sedikit dan sesimple mungkin ( perkiraan umroh 9 hari ) 2-3 stel selain baju ihrom dan pakaian tidur yang bisa dipakai beberapa kali ( mix and match ). Buat wanita lebih baik membawa baju gamis ( terusan panjang ) daripada potongan atasan bawahan karena waktu disana bisa sekalian di pakai waktu shalat tanpa perlu memakai mukena. Jika memang kurang baju tenang ajah disana ( biasanya dijual di depan masjid Nabawi, Madinah) banyak juga yang menjual gamis lumayan murah mulai dari harga 15 riyal. Akan menghemat isi koper yang nantinya pasti akan lebih banyak yg dibawa waktu pulang karena ketambahan isi oleh2nya.

Pakaian sholat mukena bawa 1 stel ajah sudah cukup, karena disana sholat juga tidak harus pakai mukena seperti di Indonesia, asal pakaian kita sudah menutup aurat selain muka dan telapak tangan tentunya. Oh ya bawa sajadah yang tipis jika perlu, misal saat sholat jamaah sudah gak kebagian tempat di dalam dan terpaksa sholat di pelataran masjid. Untuk kerudung sebaiknya pakai yang model bergo ( langsung pakai) yang panjang menutup dada, karena selain lebih praktis juga menyesuaikan dengan budaya arab yang memang muslimahnya memakai kerudung panjang.
Untuk pakaian dalam bawa secukupnya, namun alangkah lebih baik bawa cd/panty skali pakai yang bisa di beli di toko perkengkapan pakaian dalam, karena selain tidak perlu banyak yang di cuci, jika terkena najis setelah buang air bisa langsung di buang dan ganti yang baru.
Jangan lupa bawa buku do’a saku, Al-Qur’an kecil untuk kita baca disana.
Bawalah perlengkapan obat2an sendiri dari Indonesia sebagai antisipasi disana, karena selain jarang ada merek obat indonesia yang dijual disana, adapun obat2 disana belum tentu cocok buat kita dan harganya jauh lebih mahal. Obat-obatan yang perlu dibawa antara lain obat batuk, flu ( tablet, hisap, hindari obat cair dlm botol selain gak praktis juga menghindari tumpah selama dijalan ), multivitamin, obat diare, pusing, obat tetes mata, balsem dll. Untuk kita para wanita yang gak kalah penting adalah membawa obat penunda menstruasi ( primalut N) yg bisa di beli bebas di apotik, jika sekiranya saat berada di tanah suci pas tanggal biasa kita dapat menstruasi .
Bawalah satu pasang sepatu karet/sepatu sandal dan sandal jepit untuk dipakai sehari-hari disana karena lebih praktis ketika di masukkan dalam kantong plastik/tas saat ibadah jamaah di masjid.

Selain bawa tas koper besar ( biasanya dari travel kita dapat jatah seragam), bawalah juga tas tenteng yang bisa di taruh di kabin pesawat nanti berisi 1 stel pakaian ganti, handuk kecil, perlengkapan mandi , pelembab wajah dan bibir, sunscreen lotion. In case jika waktu di perjalanan muntah/ basah dan delay di tempat transit kita bisa segera ganti/ menyegarkan diri. Atau jika koper kita belum sampai di hotel, hal ini bisa saja terjadi jika kita berada di rombongan tur yang banyak sekali jumlahnya.
Perlu diingat pada umumnya dari travel, jatah yang bisa dimasukkan dalam bagasi pesawat hanya 1 buah koper baju , dan berat maksimalnya 25 kg termasuk jatah 10 liter air zam-zam untuk satu jamaah.
Oh ya siapkan pula kaca mata hitam yg ada pelindung UVnya, payung kecil/ topi ( berguna banget menahan silau matahari siang ketika kita ziarah / tawaf), masker , syal/ jaket ( jika kita berangkat ketika di mekkah sedang musim dingin atau bagi yang gak tahan dingin di dalam pesawat ).

Umm gak kalah penting bawa beberapa gantungan baju kecil dan detergen sachet, karena kemarin pas aku pergi ternyata bermanfaat banget buat menggantung baju / baju dalam setelah di cuci disana ( asal tahu ajah laundry disana lmyn mahal loh hehe… jadi mending cuci sendiri toh juga cepat kering karena blower di kamar cukup besar anginnya.
Buat yang kira2 gak cocok makanan disana, boleh bawa mie instan dalam cup (popmie), sereal ( energen) secukupnya, Gak usah banyak-banyak karena pengalaman kemarin juga gak kemakan dan kebawa pulang lagi karena disana juga dapat jatah snack dari travel.
Jangan lupa bawa charger kamera poket, HP dan colokan 3 lubang, karena rata-rata stop kontak di bandara dan kamar hotel disana berlubang 3.
Oh iya kalo perlu bawa botol minum kecil kosong dari rumah yang bisa dimasukkan dalam tas kecil, agar pas di madinah/ mekkah bisa kita isi ulang dengan air zam-zam untuk perbekalan minum selama di masjid. Dimana air zam-zam disana di berikan gratis dan melimpah. Asal tahu ajah harga sebotol air mineral disana lebih mahal daripada di Indonesia. Untuk sebotol aqua ukuran sedang harganya sekitar 10 ribu rupiah. Kemarin saya juga membawa botol minum tupperware kosongan dan dimasukkan dlm bagasi, yang juga berguna untuk direfill air zam-zam untuk persediaan di hotel/ jalan, jika memang tidak disediakan air mineral di Hotel, karena sayang banget kalo harus beli air mineral, kecuali terpaksa jika kita bisa minum air zam-zam yang berlimpah disana,

Bawalah uang perbekalan secukupnya. Untuk keamanan hindari membawa kartu ATM atau kartu kredit jika memang tidak berniat berbelanja cukup banyak disana, KTP, SIM dan kartu2 yang tidak begitu urgent di pakai disana. Selain menghindari hilang ketika kita disana, juga agar tidak memenuhi dompet kita. Oh ya untuk berbelanja disana selain menggunakan uang riyal, kita juga bisa tetap memakai uang rupiah dalam pecahan 50.000 dan 100.000 an, karena memang sudah terkenal orang Indonesia yang suka berbelanja disana heheh. Untuk penukaran mata uang riyal, berdasarkan pengalaman dan tips dari pembimbing travel , lebih murah kita menukarkan disana ( Madinah / Mekkah ) daripada kita menukar ketika masih di Indonesia. Ya ada selisih yang lumayan lah..
SEMOGA BERMANFAAT

Umroh - Tips dan Trik Persiapan Berangkat Umroh - KharismaUnix.Com

Bicara soal waktu, meski umrah bisa dilakukan kapan saja, pemilihan waktu sendiri sebenarnya cukup penting. Ini ada hubungannya dengan kondisi Arab Saudi yang memiliki iklim gurun. Pada musim panas (Juni-Agustus) suhu udara bisa mencapai lebih dari 45 derajat celcius. Sebaliknya pada musim dingin (November-Februari) suhu pada siang hari 38-42 derajat celsius, sementara malam bisa mencapai 8 derajat celsius.
umroh-murah-maret-2015
Pada bulan Maret-Mei, cuaca bisa dikatakan sedang sejuk dan lebih bersahabat. Mengingat cuaca yang begitu panas, ada baiknya memilih waktu sesuai dengan kondisi Anda. Jika Anda termasuk orang yang mudah lelah, atau Anda memilih beribadah dengan rasa nyaman, pilihlah waktu dengan cuaca bersahabat. Pasalnya, setelah melalui penerbangan yang lumayan panjang (sekitar 10 jam penerbangan) dan perbedaan waktu lebih kurang 4 jam di belakang waktu Jakarta (GMT+3), Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu dengan beribadah yang dilakukan tidak hanya di dalam masjid, tapi juga di ruang terbuka.
Namun, ibadah umrah sendiri selain banyak diminati pada bulan Ramadhan, juga ramai dilakukan pada musim liburan (Juni-Agustus). Jadi jika Anda memutuskan melaksanakannya di bulan-bulan itu, ada sedikit tips. Selalu gunakan pakaian berwarna putih yang memantulkan panas matahari. Dengan begitu, energi Anda tidak mudah terkuras karena panas tidak diserap baju dan tubuh.

Bulan Menentukan Biaya
Pemilihan waktu sendiri juga menentukan besarnya biaya yang akan Anda keluarkan. Jika Anda memilih pergi umrah di musim liburan, menjelang musim haji atau menjelang Ramadhan, maka biaya yang dikeluarkan pasti akan lebih besar. Mengapa? Karena umumnya kenaikan paket umrah terjadi di tiga musim ini.
Pertama karena pada musim-musim tersebut biasanya peminat umrah meningkat. Kedua, pada saat ini terjadi persaingan ketat antar sesama maskapai penerbangan. Otomatis ini mempengaruhi pesawat yang akan dipergunakan. Pihak travel kesulitan untuk mendapatkan tarif pesawat yang murah sesuai budget.
Nah, jika Anda ingin mencari biaya perjalanan yang cenderung murah, ambillah paket umrah pada bulan Januari hingga Maret. Pada bulan-bulan ini, harganya biasanya lebih murah dibandingkan paket umrah untuk bulan april dan seterusnya.
Biasanya, Biro Perjalanan Umrah sudah memberikan jadwal waktu keberangkatan dan kepulangan, lokasi-lokasi saat kita akan beribadah umrah, tempat wisata yang bisa dikunjungi, hotel atau wisma tempat menginap, bahkan uang yang harus kita bawa untuk bekal membeli oleh-oleh dan perlengkapan sehari-hari.
Biaya untuk beribadah umrah akan berbeda, bergantung pada Biro Perjalanan Umrah yang Anda pilih. Biaya untuk umrah berkisar antara 25 juta rupiah sampai yang paling mahal bisa mencapai 35 juta rupiah. Tentunya, semua bergantung pada lokasi wisata yang bisa dikunjungi selama berada di Arab Saudi dan akomodasi (seperti hotel, maskapai penerbangan, dan sebagainya).
Bagi Anda yang sudah terbiasa melakukan perjalanan ke luar negeri atau pernah melakukan umrah, mungkin tidak perlu terlalu was-was mempersiapkan keberangkatan Anda. Akan tetapi, bagi mereka yang belum pernah bepergian ke luar negeri atau baru pertama kali merencanakan ibadah umrah, ada baiknya Anda mengikuti beberapa tips berikut ini.
Perhitungkan anggaran keuangan Anda dan keluarga untuk melakukan ibadah umrah ini. Jangan sampai Anda menguras habis tabungan keluarga hanya karena sangat berminat beribadah umrah. Rencanakan sedini mungkin ibadah umrah karena Allah tidak suka hamba-Nya menzalimi diri dengan memaksakan untuk beribadah padahal dana sebenarnya belum mencukupi.
Jika ternyata dana sudah tersedia, tanpa mengorbankan keuangan bagi kebutuhan hidup Anda dan keluarga, mulailah mencari informasi mengenai Biro Perjalanan Umrah dan Haji yang biayanya sesuai dengan dana yang Anda miliki. Bisa bertanya kepada keluarga dan rekan sejawat yang pernah berumrah atau melalui media, seperti internet.
Bila Anda sudah menentukan Biro Perjalanan Umrah yang dipilih, perhatikan baik-baik akomodasi dan jadwal kegiatan selama di Tanah Suci yang dijanjikan oleh biro perjalanan tersebut. Jangan sampai Anda membeli “kucing dalam karung”. Anda juga jangan sungkan-sungkan bertanya atau protes bila ternyata hal yang dijanjikan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Persiapkan semua kelengkapan yang dibutuhkan. Misalnya, paspor, fiskal (jika diperlukan), pakaian, dan kebutuhan sehari-hari, obat-obatan juga dana (uang) untuk beragam keperluan. Bisa pula Anda mempersiapkan dana melalui penukaran mata uang rupiah dengan uang real Arab Saudi atau mata uang negara lainnya (jika setelah umrah, biro perjalanan Anda mengajak berwisata ke tempat lain).
Bagi Anda yang bekerja, sesuaikan waktu umrah dengan waktu yang diperbolehkan saat Anda mengajukan cuti. Begitu pula jika Anda memiliki bisnis sendiri, aturlah waktu sebaik mungkin agar tidak bentrok dengan kewajiban mencari nafkah, menuntut ilmu, dan lain-lain.

Bagi para lajang yang berumrah akan lebih mudah karena tidak ada tanggungan keluarga yang harus diurus. Akan tetapi, bagi pasangan suami istri yang berumrah dan tidak membawa serta anak-anak, persiapkan anak-anak Anda agar mengizinkan Anda berumrah. Titipkan mereka pada keluarga dekat juga bekal dana selama anda dan pasangan berada di Tanah Suci.

SEMOGA BERMANFAAT

Sabtu, 19 September 2015

Manfaat dan Keutamaan Ibadah Haji & Umrah Bagi Manusia - KokoLinds.Com

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat serta salam kita sampaikan kepada Rasulullah, keluarganya dan para sahabatnya. Berikut ini adalah uraian yang terkandung padanya beberapa keutamaan dan manfaat ibadah haji.

Ibadah haji merupakan sebuah ibadah dari berbagai macam ibadah yang Allah wajibkan. Allah jadikan ibadah ini sebagai salah satu dari lima pondasi (rukun) yang dengannya akan tegak agama Islam ini, dan ibadah haji ini juga merupakan sebuah ibadah yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya sebagaimana dalam hadits yang shahih:

 بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلاَّ الله وأن محمداً رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج بيت الله الحرام

“Islam dibangun di atas lima (rukun): (1) Persaksian bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah dan persaksian bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah, (2) Mendirikan shalat, (3) Menunaikan zakat, (4) Berpuasa pada bulan Ramadhan, dan (5) Menunaikan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram.”

Sesungguhnya Rasulullah telah menunaikan ibadah haji bersama para shahabatnya pada tahun ke-10 Hijriyah. Dalam momen tersebut, beliau menjelaskan kepada umatnya tentang tata cara pelaksanaan ibadah ini, dan sekaligus beliau juga memberikan dorongan kepada umatnya untuk memperhatikan setiap yang diucapkan dan diamalkan oleh beliau dalam pelaksanaan ibadah tersebut. Beliau bersabda :

 خذوا عني مناسككم فلعلي لا ألقاكم بعد عامي هذا

“Ambillah oleh kalian dariku (meniru tata cara manasik yang telah aku ajarkan) dalam menunaikan manasik kalian, karena barangkali aku tidak bisa lagi bertemu dengan kalian setelah tahun ini.”

Oleh sebab itulah, haji beliau tersebut disebut dengan haji wada’ (haji perpisahan).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan semangat kepada umatnya untuk melaksanakan ibadah haji, menjelaskan tentang keutamaannya, serta menerangkan tentang janji Allah berupa pahala yang melimpah bagi siapa saja yang menunaikan ibadah haji dengan sebaik-baiknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

 من حج ولم يرفث ولم يفسق رجع كيوم ولدته أمه

“Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji, kemudian dia tidak mengucapkan kata-kata yang keji atau kotor serta tidak berbuat kefasikan, maka dia akan kembali bersih (dari dosa-dosa) seperti hari ketika dia dilahirkan oleh ibunya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلاَّ الجنة

“Dari umrah yang satu ke umrah berikutnya adalah sebagai penghapus dosa-dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur, tidaklah ada balasan baginya kecuali Al-Jannah.” [Muttafaqun ‘Alaihi, dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]

Dsebutkan pula di dalam Ash-Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim) juga dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan:

 سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم أي العمل أفضل؟ قال: إيمان بالله ورسوله، قيل : ثم ماذا؟ قال: الجهاد في سبيل الله، قيل: ثم ماذا؟ قال: حج مبرور

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya: ‘Amalan apakah yang paling utama?’ Maka beliau menjawab: ‘Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Ditanyakan kembali kepada beliau: ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Berjihad di jalan Allah.’ Dan ditanyakan kembali kepada beliau: ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Haji yang mabrur’.”

Dan di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu ketika dia masuk Islam:

أما علمت أن الإسلام يهدم ما كان قبله وأن الهجرة تهدم ما كان قبلها وأن الحج يهدم ما كان قبله

“Tidakkah engkau tahu bahwasanya Islam menghapus dosa-dosa (kejelekan) yang telah lalu, dan bahwasanya hijrah menghapus dosa-dosa (kejelekan) yang telah lalu, dan juga bahwasanya haji menghapus dosa-dosa (kejelekan) yang telah lalu.”

Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya dia berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

يا رسول الله نرى الجهاد أفضل العمل أفلا نجاهد؟ قال: لا، ولكن أفضل الجهاد حج مبرور

“Wahai Rasulullah, kami mengetahui bahwa jihad adalah amalan yang paling utama, tidakkah kami juga ikut berjihad?” Beliau menjawab: “Bukan seperti itu, akan tetapi jihad yang paling utama (bagi wanita) adalah haji yang mabrur.”

Dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas dan juga (dalil-dalil) yang lainnya, menjadi jelaslah bagi kita tentang keutamaan ibadah haji dan betapa besarnya pahala yang telah Allah persiapkan bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah tersebut. Dan menjadi jelas pulalah bahwa besarnya pahala yang akan diraih itu adalah hanya bagi barangsiapa yang ibadah hajinya tergolong haji yang mabrur.

Maka apakah yang dimaksud dengan kemabruran ibadah haji yang dijanjikan oleh Allah pahala yang cukup besar itu?
Sesungguhnya kemabruran ibadah haji itu akan diraih dengan beberapa hal, yaitu hendaknya seorang muslim menunaikan ibadah hajinya dengan sempurna, mengikhlaskan amalannya tersebut semata-mata untuk mengharap wajah Allah ta’ala dan ketika menunaikan (manasik)nya sesuai dengan sunnah (dan tata cara yang pernah diajarkan oleh) Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dan hendaklah dia menjaga pelaksanaan ibadah tersebut dengan mengamalkan segala yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya.

Melaksanakan segala yang diperintahkan (oleh Allah) dan meninggalkan segala yang dilarang (oleh Allah) sebenarnya merupakan kewajiban seorang muslim sepanjang hidupnya. Akan tetapi kewajiban ini lebih ditekankan lagi pada waktu-waktu dan tempat-tempat tertentu yang memiliki keutamaan. Karena Allah menciptakan makhluk-Nya adalah agar mereka beribadah kepada-Nya, yaitu taat kepada-Nya dengan melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan segala yang dilarang oleh-Nya. Allah ta’ala berfirman:

 الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً

“(Allah) yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalannya.” [Al-Mulk: 2]

 Allah ta’ala juga berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [Adz-Dzariyat: 56]

Sehingga seorang muslim itu harus senantiasa berada di atas ketaatan kepada Allah dan menjauhkan diri dari kemaksiatan kepada-Nya, baik di tengah-tengah pelaksanaan ibadah haji, dan juga sebelum pelaksanaan ibadah haji ataupun setelahnya. Yang demikian ini adalah agar akhir kehidupannya ditutup dengan kesempurnaan yaitu dalam keadaan berada di atas kebaikan. Sehingga akhir hidupnya itu ditutup dalam keadaan baik dan terpuji, sebagaimana firman Allah ta’ala:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian sekali-kali mati melainkan dalam keadaan Islam.” [Ali ‘Imran: 102]


Dan juga firman Allah ta’ala:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu ‘al-yakin’ (kematian).” [Al Hijr: 99]

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 وإنما الأعمال بالخواتيم

“Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung pada akhir kehidupannya.”

Dan di antara bentuk kebaikan yang dengannya akan diraih kemabruran ibadah haji adalah hendaknya bersemangat di tengah-tengah pelaksanaan ibadah hajinya untuk merenungi rahasia-rahasia dan pelajaran-pelajaran yang terkandung dalam ibadah haji tersebut dan juga memperhatikan beberapa manfaat (haji) yang sangat banyak, baik manfaat tersebut adalah manfaat yang bisa segera dirasakan, maupun manfaat yang baru bisa dirasakan setelah beberapa waktu kemudian. Secara umum manfaat-manfaat tersebut telah Allah ta’ala sebutkan dalam firman-Nya :

 لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” [Al-Hajj: 28]

Berikut ini adalah uraian beberapa manfaat dan rahasia (haji) sebagaimana yang telah isyaratkan dalam ayat di atas:

Sesungguhnya ikatan yang terjadi antara seorang muslim dengan Baitullah Al-Haram merupakan ikatan yang sangat kokoh. Di mana ikatan tersebut mulai tumbuh sejak ia menyatakan diri sebagai seorang muslim, dan ikatan ini akan terus menerus bersamanya selama ruh masih berada di kandung badan.

Maka seorang bayi yang dilahirkan dalam keadaan Islam, pertama kali yang menyentuh pendengarannya dari hal-hal yang Allah wajibkan adalah rukun Islam yang lima, yang salah satunya adalah malaksanakan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram.
Dan seorang kafir, apabila dia (masuk Islam dan) bersaksi dengan persaksian yang benar kepada Allah tentang keesaan-Nya dan juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah sebagaimana persaksian yang dilakukan oleh kaum muslimin, maka yang pertama kali diwajibkan kepadanya dari kewajiban-kewajiban dalam Islam setelah dua kalimat syahadat adalah menegakkan shalat lima waktu, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram.

Rukun Islam setelah dua kalimat syahadat adalah menegakkan shalat lima waktu yang Allah wajibkan kepada kaum muslimin dalam setiap harinya, dan Allah jadikan ‘menghadap ke arah Baitullah Al-Haram’ sebagai salah satu syarat dari syarat-syarat shalat. Sehingga ikatan antara seorang muslim dengan Baitullah Al-Haram adalah terus-menerus dalam setiap hari, dia menghadap ke arahnya sesuai dengan kemampuan dirinya dalam setiap shalat yang dia laksanakan, baik shalat wajib maupun shalat nafilah (sunnah), sebagaimana dia juga menghadap ke arah Baitullah ketika berdoa.

Hubungan erat yang membuahkan keterikatan antara hati seorang muslim dengan rumah Rabbnya (Baitullah) yang bersifat terus menerus ini mau tidak mau akan mendorong seorang muslim untuk selalu ingin menghadapkan diri kepada Al-Baitul ‘Atiq (Baitullah), agar dengannya ia merasakan kenikmatan melihat rumah Allah dengan pandangan matanya dan agar tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji yang telah Allah wajibkan bagi siapa saja yang memiliki kemampuan untuk menunaikannya.

Maka bagi seorang muslim, kapan saja dia telah memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji, hendaklah ia bersegera untuk menunaikannya, sebagai kewajiban yang harus dilaksanakannya, dan dalam rangka berharap untuk dapat melihat rumah Allah yang ia menghadapkan wajah ke arahnya di setiap shalat, dan juga dalam rangka berharap agar dapat menyaksikan berbagai manfaat yang telah Allah diisyaratkan dalam firman-Nya:

 لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” [Al-Hajj: 28]

Apabila seorang muslim telah sampai di Baitullah, dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri rumah yang paling mulia dan tempat yang paling suci di muka bumi, yaitu Ka’bah Al-Musyarrafah (yang dimuliakan), sebagai tempat pertemuan bagi seluruh kaum muslimin di dalam shalat-shalat mereka, baik kaum muslimin dari belahan bumi timur maupun barat. Dia pun juga menyaksikan kaum muslimin berdiri mengitari Ka’bah membentuk formasi lingkaran tatkala melaksanakan shalat, lingkaran paling kecil adalah yang ada di sekitar (paling dekat) Ka’bah, kemudian lingkaran yang berikutnya dan seterusnya sampai lingkaran yang terbesar di ujung dunia.

Di dalam shalat-shalatnya, kaum muslimin senantiasa dalam keadaan menghadap ke arah rumah Allah, mereka seperti titik-titik yang membentuk lingkaran, baik yang kecil maupun yang besar, dengan rumah Allah (Ka’bah Al-Musyarrafah) sebagai pusatnya.
Ketika Allah telah memudahkan bagi seorang muslim untuk berangkat menunaikan ibadah haji ke Baitullah, dan kemudian ketika ia sampai ke miqat sebagaimana yang telah ditentukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memulai ihram, maka dia pun melepas semua pakaiannya kemudian menggantinya dengan pakaian ihram yaitu  mengenakan sarung pada bagian bawah tubuhnya dan memakai selempang pada bagian atasnya kecuali kepala (dalam keadaan kepalanya terbuka).

Maka dalam keadaan pakaian yang demikian, semua jama’ah haji berada dalam keadaan yang sama. Tidak ada bedanya antara yang kaya dengan yang miskin, dan juga antara pemimpin dengan rakyat. Kesamaan mereka dalam keadaan seperti ini mengingatkan kepada kesamaan dalam memakai kain kafan ketika meninggal dunia. Karena ketika seorang muslim meninggal dunia, maka semua pakaiannya dilepas kemudian dibungkus dengan beberapa kain (kafan). Sehingga dalam hal ini tidak ada bedanya antara seorang yang kaya dengan yang miskin.

Apabila seorang jama’ah haji melepas pakaiannya kemudian menggantinya dengan pakaian ihram, maka hal ini mengingatkannya kepada sebuah kematian yang merupakan akhir dari kehidupannya di dunia ini untuk kemudian memulai kehidupan di akhirat. Sehingga dengan hal ini, dia akan mempersiapkan dirinya dalam menghadapi kematian yang akan menjemputnya dengan berbagai amalan yang shalih dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Persiapan tersebut adalah sebagai bekal bagi dirinya menuju akhirat, sebagaimana yang Allah ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:

 وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” [Al-Baqarah: 197]

Oleh sebab itulah, ketika ada seseorang yang bertanya kepada Nabi: “Kapankah datangnya hari kiamat?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Sebuah peringatan dari Nabi shalawatullahi wasalamuhu ‘alaihi bahwa sesuatu yang paling penting bagi diri seorang muslim adalah agar seharusnya dia senantiasa memperhatikan beberapa hal yang akan dihadapinya setelah kematian. Kemudian dia bersiap-siap menghadapinya pada setiap keadaannya dengan melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

Kemudian apabila seorang muslim telah masuk pada pelaksanaan ibadah haji, dia akan bertalbiyah dengan mengucapkan kalimat-kalimat tauhid sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

 لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك

“Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, aku sambut panggilan-Mu. Aku sambut panggilan-Mu yang tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat dan kekuasaan hanyalah milik-Mu, yang tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Dia mengucapkan talbiyah ini dalam keadaan dirinya merasakan kandungan kalimat tersebut, berupa tauhid (mengesakan) Allah dalam ibadah, bahwasanya Allah adalah satu-satu Dzat yang dikhususkan pada-Nya semua bentuk peribadatan tanpa selain-Nya. Sebagaimana Dia subhanahu wata’ala sebagai satu-satunya Dzat yang menciptakan dan mewujudkan makhluk, maka wajib untuk menjadikan Dia sebagai satu-satunya Dzat yang diibadahi tanpa selain-Nya, siapapun dia. Dan memalingkan (mempersembahkan) salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah merupakan bentuk kezhaliman yang paling zhalim dan kebatilan yang paling batil.

Kalimat yang diucapkan oleh seorang muslim tersebut adalah sebagai sambutan terhadap panggilan Allah kepada para hamba-Nya dalam pelaksanaan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram. Dengannya seorang muslim akan merasakan betapa agungnya kedudukan Sang Penyeru, yaitu Allah dan betapa pentingnya sesuatu yang diserukan itu. Sehingga dia berusaha untuk memenuhi panggilan tersebut sesuai dengan tata cara yang diridhai oleh Allah ta’ala, dan dia pun mengetahui bahwa inti dari ibadah haji dan juga ibadah-ibadah yang lainnya adalah

Ikhlas kepada Allah, sebagaimana yang telah ditunjukkan dalam kalimat tauhid yang terkandung dalam talbiyah di atas.

Mutaba’ah (mencontoh/mengikuti) petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam pelaksanaan manasik haji, beliau bersabda:

 خذوا عني مناسككم

“Ambillah oleh kalian dariku (meniru tata cara manasik yang telah aku ajarkan) dalam menunaikan manasik kalian.”

Ketika seorang muslim telah sampai di Ka’bah yang mulia, dia akan menyaksikan pelaksanaan ibadah thawaf yang ada di sekitar Ka’bah, yang mana thawaf ini tidak boleh dilaksanakan dalam syarilat Islam kecuali dikhususkan pada tempat ini saja. Semua bentuk pelaksanaan thawaf yang dilakukan pada selain tempat ini, maka itu merupakan syari’at dari setan, serta pelakunya diancam dengan firman Allah ta’ala:

 أَمْ لَهُمْ شُرَكَاء شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ

“Apakah mereka mempunyai tandingan-tandingan selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan oleh Allah?” [Asy-Syuura: 21]
Dia juga akan menyaksikan dicium dan diusapnya Hajar Aswad dan diusapnya Rukun Yamani. Tidaklah datang dari syari’at Islam yang menganjurkan untuk mencium atau mengusap batu-batuan atau bangunan kecuali pada dua tempat (Hajar Aswad dan Rukun Yamani) ini saja.

Ketika Umar bin Al-Khaththab mencium Hajar Aswad, beliau menerangkan bahwa perbuatan yang beliau lakukan tersebut adalah semata-mata mengikuti contoh Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wasallam tatkala mencium Hajar Aswad. Kemudian beliau mengatakan kepada Hajar Aswad:


ولولا أني رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يقبلك ما قبلتك

“Kalaulah seandainya aku tidak melihat Nabi menciummu, niscaya aku tidak akan melakukannya.”

Seorang jama’ah haji akan menyaksikan dalam pelaksanaan ibadah hajinya tersebut pertemuan akbar kaum muslimin, yaitu pada hari Arafah di padang Arafah, saat para jama’ah haji berwukuf secara bersama-sama di tempat itu dalam keadaan bertalbiyah dan bertahlil kepada Allah, memohon kebaikan dunia dan akhirat.

Pertemuan akbar kaum muslimin ini akan mengingatkan mereka kepada padang mahsyar di hari kiamat yang semua umat manusia dari awal (zaman) sampai akhir (zaman) bertemu dan berkumpul di tempat tersebut, menunggu keputusan Allah untuk kemudian mereka menuju tempat tujuan yang terakhir sesuai dengan amalan-amalan yang mereka kerjakan. Apabila mereka mengamalkan amalan-amalan yang baik maka akan mendapatkan balasan kebaikan, dan jika mereka mengamalkan amalan-amalan yang jelek maka akan mendapatkan balasan kejelekan.

 Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selaku hamba dan utusan Allah, memintakan syafaat kepada Allah untuk mereka, agar Allah segera memberi keputusan-Nya. Maka Allah pun memberikan syafaat-Nya (kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam). Itulah Al-Maqamul Mahmud (kedudukan yang terpuji), yang semua umat manusia mulai dari awal (zaman) sampai akhir (zaman) memberikan pujian atas beliau. Dan Inilah yang disebut dengan Asy-Syafa’atul ‘Uzhma, yang dikhususkan hanya untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidak ada seorang pun yang memilikinya baik dari kalangan malaikat yang didekatkan maupun para nabi yang diutus.

Dan dalam pertemuan akbar umat Islam tersebut, baik di padang Arafah maupun di tempat-tempat  pelaksanaan ibadah haji yang lainnya, kaum muslimin dari penjuru timur dan barat saling bertemu, mereka saling berkenalan dan memberikan nasehat, serta sebagian mereka mengetahui keadaan sebagian yang lainnya. Mereka bersama-sama dalam suasana kegembiraan dan rasa senang, sebagaimana sebagian mereka bersama-sama dengan sebagian yang lain ketika mengalami sakit, sehingga mereka menunjukkan apa yang sudah semestinya mereka lakukan kepada orang lain. Dan mereka juga saling menolong di atas kebaikan dan ketakwaan sebagaimana yang telah Allah ta’ala perintahkan.

Inilah beberapa (sebagian) manfaat yang aku sebutkan dari keseluruhan manfaat yang banyak sekali, yang secara umum telah Allah ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:

 لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” [Al-Hajj: 28]

Manfaat terbesar bagi seorang muslim setelah dia selesai dari pelaksanaan ibadah haji adalah hendaknya ia berusaha agar ibadah hajinya tersebut diterima, dan hendaknya keadaan dirinya setelah menunaikan ibadah haji adalah lebih baik daripada sebelumnya. Sehingga dia berusaha untuk menjadikan ibadah hajinya sebagai langkah awal di dalam melakukan berbagai perubahan dirinya, baik dalam hal perilaku hidup maupun amalan-amalan kesehariannya, dia mengubah kejelekan dirinya dengan kebaikan dan mengubah dirinya dari kebaikan kepada keadaan yang lebih baik lagi.

Dan hanya kepada Allah tempat memohon semoga Dia memberikan taufiq-Nya kepada kaum muslimin agar mereka diberi kefahaman dalam urusan agama mereka dan kekokohan di atasnya, dan agar Allah mengokohkan kedudukan kaum muslimin di muka bumi, serta menolong mereka atas musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penolong dan Maha Mampu atas itu semua.

 وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد وعلى آله وصحبه

Artikel Populer Blog